From Zero To Hero
Kamis,
11 Februari 2010
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 1734 Kali
From Zero To Hero
( Study Kasus Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Penguatan Budaya Madrasah di MIN 3 Kabupaten Magetan )
Oleh : Bambang Wiyono,
A. Pendahuluan
“ From Zero To Hero” judul di atas sangat tepat untuk menggambarkan perkembangan sebuah lembaga pendidikan dasar yaitu MIN 3 Magetan yang berada di wilayah Kab Magetan Jawa Timur. From Zero, dari sebelumnya, MIN 3 Magetan, sebagai sebuah lembaga yang menjadi alternatif terakhir bagi masyarakat sekitar untuk menyekolahkan putra-putrinya. Mayoritas peserta didiknya berasal dari wilayah kabupaten / luar kota meskipun madrasah ini berada di wilayah Kab Magetan. Bahkan murid Taman Kanak-Kanak yang menempati di salah satu ruang MIN 3 Magetan, justru hanya sekitar 25% yang melanjutkan ke lembaga ini , selebihnya memilih lembaga pendidikan lainnya. Sarana prasarananya sangat terbatas bahkan hanya memiiki lahan kurang dari 1000 M2.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, termasuk didalamnya diberlakukannya gerakan Penguatan Pendidikan Karakter melalui budaya Madrasah dan Budaya Kelas, MIN 3 Magetan menjelma sebagai sebuah lembaga pendidikan yang besar, berkualitas dan favorit. Menjelma menjadi lembaga pendidikan yang menjadi alternatif utama ( “ to Hero”). Berbagai prestasi baik dibidang akademis maupun non akademis diraihnya bahkan hingga tingkat nasional. Bahkan prestasi itu meliputi prestasi siswa, tenaga pendidik hingga prestasi lembaga. Peserta didik di dalamnya mayoritas bukan anak-anak luar kota lagi, justru berbalik diisi oleh mayoritas masyarakat kota. Lemabga pendidikan Taman Kanak Kanak yang berada di dekatnya menjadi ramai dengan harapan bisa diterima di MIN 3 Magetan. Jumlah siswa sekarang mencapai 1.500 lebih dengan memiliki sarana prasarana yang lengkap dan memadahi.
Kondisi berbalik 180 * di atas, yang dapat disimpulkan dengan ungkapan “ From Zero to Hero” tidak terlepas dari upaya yg gigih dan berkelanjutan dalam penguatan pendidikan karakter melalui budaya madrasah. Dengan pengembangan karakter sedemikian rupa, MIN 3 Magetan menjelma menjadi sebuah komunitas pembelajar yang memiliki karakter Religus, kerja keras, disiplin, dan lain-lain, baik oleh para siswa guru dan komite serta orang tua siswa. Hal inilah yang membuat lembaga ini menjadi lembaga pendidikan yang mendapatkan kepercayaan yang kuat dari masyarakat sekitar.
B. Pembahasan
- Pengertian Penguatan Budaya Madrasah
Yang dimaksud dengan penguatan budaya madrasah dalam hal ini adalah sebuah program madrasah berupa kegiatan pembiasaan terhadap nilai-nilai tertentu yang telah disepakati bersama, yang harus dilaksanakan oleh segenap warga madrasah, dalam rangka membangun karakter siswa.
Adapun nilai-nilai yang dimaksud berwujud dalam norma, nilai-nilai, keyakinan, tata upacara, ritual, tradisi, mitos yang mereka pahami serta melandasi gagasan, semangat, perbuatan, dan karya seluruh warga sekolah.
Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan prestasi belajar siswa baik yang behubungan dengan nilai akademik dan non akademik. Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efektif dan efisien.
- Langkah-langkah Penerapan Penguatan Budaya Madrasah
a. Tahap Perencanaan
Tahap awal dalam melakukan penguatan budaya madrasah adalah tahap perencanaan. Dalam tahap ini dilakukan perumusan budaya madrasah, yang terdiri dari budaya madrasah, budaya kelas dan budaya guru. Kegiatan perumusan budaya madrasah ini dilakukan dengan melibatkan semua unsur madrasah yang terdiri dari Kepala Madrasah, guru, pegwai dan Komite.
Kegiatan perumusan budaya madrasah dilakukan melalui musyawarah bersama untuk menghasilkan rumusan budaya madrasah yang disepakati. Di samping itu, juga dirumuskan tata cara pelaksanaanya dan kegiatan monitoring dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Rumusan budaya madrasah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsur-unsur: Tujuan, Sasaran kegiatan, Substansi kegiatan, Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, Mekanisme Pelaksanaan, Keorganisasian, Waktu dan Tempat, serta fasilitas pendukung.
Rumusan budaya madrasah ini diambil dari norma, nilai, keyakinan, tradisi, yang disepakati memiliki kekuatan yang mampu mendorong dan menginspirasi para siswa untuk melakukan pembangunan karakter pada diri siswa.
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
- Mengidentifikasi jenis-jenis nilai budaya yang dapat direalisasikan
- Mengembangkan rancangan pelaksanaan budaya madrasah termasuk bentuk pembinaan terhadap pelanggarnya
- Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan budaya madrasah
- Melaksankan sosialisasi budaya madrasah terhadap seluruh komponen madrasah yang ada.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan mengimplementasikan rumusan budaya madrasah yang telah siepakati. Dalam tahapan ini diperlukan tanggung jawab dan partisipasi aktif dari semua unsur madrasah yang terlibat.
Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam tahap ini adalah melakukan koordinasi dari pelaksana kegiatan sehingga diperloeh keterpaduan dan kerja sama yang sinergis.
c. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap ketiga dalam kegiatan penguatan budaya madrasah adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
Dalam kegiatan ini juga dibahas permaslahan-permaslahan yang ditemui di lapangan untuk dicarikan solusi pemecahannya sehingga tidak terjadi permsalahan yang menumpuk.
d. Tahap Tindak Lanjut.
Dalam tahap tindak lanjut diawali dengan melakukan inventariasi hembatan-hambatan yang dijumpai di lapangan dan juga menganalisis bentuk budaya madrasah yang telah dpat terlaksana dengan baik meupun budaya madrasah yang sulit direalisasikan. Hasil inventarisasi dan analisis selanjutnya dijadikan sebagai bahan perumusan kembali budaya madrasah pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan strategi seperti ini diharapkan nilai-nilai yang dikembangkan melalui budaya madrasah dapat berkembang secara berkelanjutan menuju peningkatan secara berkelanjutan juga.
2. Mengapa Melalui Penguatan Budaya Madrasah?
Dipilihnya penguatan budaya madrasah untuk pembangunan karakter siswa di MIN 3 Magetan Kab Magetan adalah sebagai berikut:
a. Karakter akan lebih mudah terbentuk dengan pembiasaan.
Terbentuknya karakter pada diri seseorang tidak terlepas dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang memiliki kebiasaan hidup bersih missalnya, maka akan cenderung membentuk dirinya berkarakter hidup bersih, demikian sebaliknya.
Ada ungkapan yang populer tentang keterkaitan antara kebiasaan dan karakter, yaitu: Hati-hati dengan perkataan, karena ia akan mendorong pada perbuatan. Hati-hati dengan perbuatan, karena ia akan mendorong pada kebiasaan. Hati-hati dengan kebiasaan, karena ia akan mendorong pada karakter/moral tetap.
Penguatan budaya madrasah, merupakan salah satu pembiasaan akan perilaku, sikap dan pola pikir tertentu terhadap para siswa dalam kehidupan sehari-hari di madrasah. Dengan pembiasaan yang berulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari ini, diharapkan mampu membentuk karakter siswa sesuai dengan karakter yang diinginkan.
b. Lingkungan memberikan sumbangan terbesar dalam proses pembentukan Karakter anak.
Lingkungan memberikan andil yang besar terhadap pembentukan karakter anak karena memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Dari perspektif Islam, menurut Quraish Shihab (1996:321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada “kini dan di sini”, maka upaya dan ambisinya terbatas pada kini dan di sini pula.
Dalam konteks itu, al-Qur’an dalam banyak ayatnya menekankan tentang kebersamaan anggota masyarakat menyangkut pengalaman sejarah yang sama, tujuan bersama, gerak langkah yang sama, solidaritas yang sama. Di sinilah, tulis Quraish Shihab, muncul gagasan dan ajaran tentang amar ma`ruf dan nahy munkar; dan tentang fardhu kifayah, tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai-nilai yang baik dan mencegah nilai-nilai yang buruk.
Sekolah/Madrasah, pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat “transfer of knowledge” belaka. Seperti dikemukakan Fraenkel (1977:1-2), sekolah tidaklah semata-mata tempat di mana guru menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga yang mengusahakan usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai (value-oriented enterprise). Lebih lanjut, Fraenkel mengutip John Childs yang menyatakan, bahwa organisasi sebuah sistem sekolah dalam dirinya sendiri merupakan sebuah usaha moral (moral enterprise), karena ia merupakan usaha sengaja masyarakat manusia untuk mengontrol pola perkembangannya.
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa pembentukan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Di satu sisi, Madrasah merupakan lingkungan yang cukup dominan memiliki andil dalam proses internalisasi karakter. Tidak kurang dari enam jam dalam sehari, waktu anak dihabiskan di madrasah. Oleh karena itu, budaya dalam madrasah akan sangat memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter siswa, lebih-lebih dalam usia sekolah dasar, yang masih memiliki pola pikir sedrahana, dimana apa yang dilihatnya itulah yang akan dijadikan panutan.
3. Bagaimana Hasil Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Penguatan Budaya Madrasah
Penguatan budaya madrasah dalam pembangunan karakter di MIN 3 Magetan Kab Magetan dapat disimpulkan berhasil. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya fakta-fakta sebagai berikut :
a. Teraihnya Predikat Terbaik I Widya Pakerti Nugraha tingkat Propinsi Jawa Timur
Salah satu prestasi membanggakan yang diraih oleh MIN 3 Magetan Kab Magetan adalah Terbaik I dalam Lomba Widya Pakarti Nugraha jenjang SD/MI tingkat propinsi Jawa timur tahun 2012. Widya Pakarti Nugraha merupakan sebuah penghargaan prestisius bagi sekolah/madrasah yang telah menunjukkan kinerja yang baik dalam upaya menanamkan dan mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah dan lingkungannya. Lomba itu digelar dalam rangka mensosialisasikan dan memotivasi implementasi program pendidikan yang berkarakter.
Diarihnya penghargaan Widya Pakerti Nugraha (WPN) ini menunjukkan bukti nyata akan keseriusan MIN 3 Magetan dalam mengkapanyekan dan melaksanakan Pendidikan karakter, karena lembaga ini memiliki anggapan bahwa Pendidikan karakter meupakan investasi yg sangat berharga guna mewujudkan generasi yang paripurna.
b. Teraihnya Juara III Lomba Lisngkungan Sekolah Sehat (LLSS) Tingkat Nasional.
MIN 3 Magetan Kab Magetan meraih predikat juara III Lomba Lingkungan Sekolah sehat (LLSS) jenjang SD/MI tingkat Nasional pada tahun 2011. Predikat ini merupakan bukti yang tidak terbantahkan bahwa MIN 3 Magetan melakukan Pendidikan karakter pada diri siswa khususnya di bidang kebersihan dan kepedulian lingkungan secara serius.
Hal ini dapat dipahami bahwa penilaian dalam ajang ini dititik beratkan kepada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada diri warga madrasah. Tim juri yang terdiri dari lintas kementerian, sangat memungkinkan memberikan nilai atau penilaian secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Teraihnya peringkat 3 besar dalam pencapaian nilai rata-rata Ujina Nasional 5 tahun terakhir.
Sebelum tahun 2009, MIN 3 Magetan selalu berada diluar 20 besar dalam pencapaian peringkat nilai rata-rata ujian nasional. Akan tetepai semenjak tahun 2009, MIN 3 Magetan mampu menempatkan diri dalam peringkat 3 besar jenjang SD/MI tingkat Kab Magetan. Hal ini menunjukkan keberhasilannya dalam menanamkan karakter bekerja keras dan memiliki motivasi belajar yang tinggi pada diri siswa.
d. Peningkatan Jumlah siswa dari tahun ke tahun.
Bukti lain akan keberhasilan penerapan penguatan budaya madrasah dalam rangka pembangunan karakter di MIN 3 Magetan adalah adanya peningkatan yang signifikan terhadap animo masyarakat untuk menyekolahkan putra/putrinya di MIN 3 Magetan Kab Magetan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat akan kualitas layan Pendidikan di MIN 3 Magetan.
Peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam statistic siswa sebagaimana terlampir.
4. Kendala yang Dihadapi
Dalam implementasi penguatan budaya madrasah, menghadapi beberapa kendala, antara lain:
a. Latar belakang sosial yang variatif pada diri siswa
Kendala pertama yang dihadapi dalam implementasi budaya madrasah adalah adanya latar belakang social yang berbeda-beda dalam diri siswa. Dengan adanya latar belakang social yang berbeda ini, memunculkan perbedaan individu dengan pola pikir dan persepsi yang berbeda-beda pula.
Unutk mengatasi permaslahan ini, wali kelas memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan sosialisasi dan pembimbingan bagi siwa-siswa dalam kelasnya.
b. Adanya sikap yang kurang pro aktif pada sebagian guru
Adanya sebagian sikap yang kurang pro aktif pada diri guru, merupakan kendala tersendiri. Hal ini mengingat bahwa penguatan budaya madrasah diperlukan kerja sama yang sinergis dan kebarsamaan dalam implementasinya. Kurangnya konsistensi penerapan budaya madrasah akan sangat mempengaruhi keberhasilannya.
Untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini, dilakukan koordinasi dan motivasi terhadap semua warga madrasah secaraa berkala dan berkesinambungan.
5. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan penguatan budaya madrasah di MIN 3 Kab Magetan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Semangat Kebersamaan Warga Madrasah
Warga Madrasah di MIN 3 Magetan Kab Magetan, memiliki solidaritas dan motivasi yang tinggi untuk mengangkat prestasi MIN 3 Magetan Kab Magetan, agar sejajar bahkan lebih tinggi dengan lembaga-lembaga Pendidikan dasar yang favorit di Kab Magetan dan sekitarnya. Hal ini sangat membantu pelaksanaan program penguatan madrasah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan kebersamaan akan memudahkan dalam hal koordinasi dan persamaan persepsi serta dalam pelaksanaan budaya madrasah itu sendiri.
b. Orang Tua/Wali Murid memiliki Motivasi yang Tinggi.
Faktor pendukung lain, yang dapat memperlancar pelaksanaan program penguatan budaya madrasah di MIN 3 Magetan Kab Magetan adalah adanya motivasi yang tinggi pada diri orang tua/wali murid untuk menjadikan putra/putrinya tidak sekedar menjadi pandai dalam bidang akademis, tetapi yang lebih penting adalah di bidang sikap dan perilaku atau yang disebut karakter. Hal ini terlihat dari banyakya semangat mereka memasukkan putra/putrinya di MIN 3 Magetan agar dapat mengaji, sholat, berbakti kepada orang tua dan berbudi pekerti yang baik.
C. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
- Penguatan budaya madrasah dalam hal ini adalah sebuah program madrasah berupa kegiatan pembiasaan terhadap nilai-nilai tertentu yang telah disepakati bersama, yang harus dilaksanakan oleh segenap warga madrasah, dalam rangka membangun karakter siswa.
- Pembangunan karakter/character building melalui penguatan budaya madrasah di MIN 3 Magetan Kab Magetan dapat disimpulkan berhasil.
- Bukti keberhasilan Pembangunan karakter/character building melalui penguatan budaya madrasah di MIN 3 Magetan Kab Magetan antara lain : Teraihnya Predikat Terbaik I Widya Pakerti Nugraha tingkat Propinsi Jawa Timur, Teraihnya Juara III Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) Tingkat Nasional, Teraihnya peringkat 3 besar dalam pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional 5 tahun terakhir dan adanya Peningkatan Jumlah siswa dari tahun ke tahun secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
- Azra, Azyumardi, 2003 (cetakan 2, 2006), Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi, Jakarta: Penerbit Kompas.
- International Education Foundation, 2000, “The Need for Character Education”, makalah pada National Conference on Character Building, Jakarta, 25-26 Nopember, 2000.
- Fraenkel, Jack R., 1977, How to Teach about Values: An Analytical Approach, Englewood, NJ: Prentice Hall.
- Phillips, C. Thomas, 2000, “Family as the School of Love”, makalah pada National Conference on Character Building, Jakarta, 25-26 Nopember, 2000.
- Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu`I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.
Lampiran 1 :
BUDAYA MADRASAH DAN BENTUK PEMBINAAN
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 3 Magetan Kab Magetan
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
1. IBADAH
NO |
BENTUK |
KRITERIA |
PEMBINAAN |
1 |
Sholat dan Wudlu |
Sungguh-sungguh & sempurna |
Mengulang Wudlu & Sholat setelah jamaah |
2 |
Memuliakan Masjid |
Khidmad & berdzikir |
Menghafal bacaan sholat / Juz amma ba’da sholat |
2. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
NO |
BENTUK |
KRITERIA |
PEMBINAAN |
1 |
Cara berpakaian |
Berpakaian & berpenampilan rapi & bersih |
Membetulkan segera |
2 |
Pemakaian Seragam |
Berseragam dan beratribut lengkap. |
- Diperingatkan
- menghadap Korbid Kedisiplinan Siswa
|
3 |
Penempatan alas kaki Alas Kaki |
Meletakkan di rak yg telah tersedia |
- diperingatkan
- diambil dan diberikan ke Waka Kesiswaan
|
4 |
Perhatian thd Barang Pribadi |
Diberi identitas |
Segera menuliskan identitas |
5 |
Kepedulian thd Sampah |
Membuang di tempatnya |
- dinasihati
- Mengambili sampah satu tas kresek.
|
3. PERILAKU SOSIAL
NO |
BENTUK |
KRITERIA |
PEMBINAAN |
1 |
Sikap terhadap sesama |
Membiasakan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan & santun ) |
Diberi pengertian |
2 |
Sikap terhadap Guru |
- Berbahasa yg baik
- Berjabat tangan jika berjumpa
- Membungkukkan badan jika lewat di depannya dan berkata permisi
|
Diberi pengertian |
3 |
Perkataan |
- Menghindari perkataan kotor
- Berkata jujur
|
Menulis kata-kata baik sebanyak 50 X |
4 |
Perbuatan |
Tidak berkelahi |
Berkelahi 1 X diperingatkan
Berkelahi 2 X diperingatkan tertulis
Berkelahi 3 X diskors 1 hari
Berkelahi lebih dari 3 X diskors 1 minggu
|
4.MAKAN DAN MINUM
NO |
BENTUK |
KRITERIA |
PEMBINAAN |
1 |
Makan dan Minum |
- Cuci Tangan
- Berdo’a
- Makan sambil duduk
- tidak bicara berlebihan
- Menggunakan tangan kanan
- Membeli jajan pada waktunya
|
Diperingatkan
Diperingatkan
Jajan disuruh mengembalikan
|
5. KETERTIBAN
NO |
BENTUK |
KRITERIA |
PEMBINAAN |
1 |
Kehadiran |
Hadir di Madrasah tepat waktu
Berjabat tangan dg Guru dengan senyum
|
Terlambat 1 X diberi peringatan
Terlambat 2 X
berturut-turut menuliskan kata-kata yg baik 25 X
Terlambat 3 X berturut-turut mencari nasehat dan tanda tangan 5 guru
|
2 |
Masuk Kelas |
Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat |
Keterlambatan karena siswa bermain 1 X diperingatkan. Lebih meminta nasehat dan tanda tangan 5 guru
|
3 |
Antri |
Membiasakan budaya antri |
Ditempatkan di barisan paling belakang |
4 |
Bermain |
Bermain di tempatnya
Tidak berlarian di kelas dan teras kelas
Tidak bermain waktu pelajaran
|
- diperingatkan
- alat permainan diambil
Diperingatkan & disuruh mengambil sampah 1 kresek
|
5 |
Lain-lain |
Tidak membawa HP |
HP diambil dan dapat diambil oleh orang tua |
Madiun, juli 2016
Kepala
Bambang Wiyono,S.Ag.M.Pd.
NIP. 197105311995031001
Lampiran 2:
BUDAYA KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 3 Magetan Kab Magetan
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
- MASUK KELAS JAM I BERBARIS DI DEPAN KELAS DAN MASUK BERJABAT TANGAN DENGAN GURU DAN SESAMA TEMAN
- MENGAJI BERSAMA DALAM WAKTU 5 MENIT SEBELUM JAM PELAJARAN I DIMULAI DI BAWAH PANDUAN USTAD/DZAH
- SISWA MEMINTA IJIN KEPADA USTAD/DZAH SETIAP AKAN MENINGGALKAN ATAU MASUK KELAS PADA SAAT JAM PELAJARAN DG MENGENAKAN PIN
- GURU MEMULAI PELAJARAN SETELAH KELAS BERSIH DAN RAPI
- MEMBUANG SAMPAH DI TEMPATNYA
- SETIAP GURU MEMBERI TANDA MENGANGKAT TANGAN KANAN DENGAN TELAPAK TANGAN MENGHADAP KE DEPAN, SISWA DIAM DAN KONSENTRASI
- BERDOA BERSAMA SESUDAH PELAJARAN TERAKHIR SELESAI
- BERJABAT TANGAN DENGAN GURU SAAT MENINGGALKAN KELAS PADA JAM TERAKHIR
- MENERAPKAN BUDAYA DATANG BERSIH PULANG BERSIH
MADIUN, JULI 2016
KEPALA MADRASAH,
BAMBANG WIYONO, S.Ag,M.Pd
NIP. 197105311995031001
Lampiran 3 :
DATA PERKEMBANGAN SISWA
MIN 3 Magetan Kab Magetan
No |
Jumlah
Siswa
|
Tahun Pelajaran |
|
|
2013/2014 |
2014/2015 |
2015/2016 |
|
|
P |
L |
P |
L |
P |
Jumlah |
L |
P |
Jumlah |
1 |
Kelas 1 |
121 |
99 |
220 |
100 |
123 |
223 |
140 |
150 |
290 |
2 |
Kelas 2 |
114 |
100 |
214 |
117 |
136 |
253 |
102 |
122 |
224 |
3 |
Kelas 3 |
99 |
79 |
178 |
95 |
122 |
217 |
118 |
137 |
255 |
4 |
Kelas 4 |
80 |
94 |
174 |
99 |
110 |
209 |
97 |
119 |
216 |
5 |
Kelas 5 |
65 |
63 |
128 |
81 |
97 |
178 |
97 |
110 |
207 |
6 |
Kelas 6 |
66 |
46 |
112 |
89 |
79 |
168 |
82 |
96 |
178 |
|
Jumlah |
545 |
481 |
1026 |
581 |
667 |
1248 |
636 |
734 |
1370 |
MADIUN, JULI 2016
KEPALA MADRASAH,
BAMBANG WIYONO, S.Ag,M.Pd
NIP. 197105311995031001
Magetan Madiun Madrasah